Balap karung 17-an – Beberapa waktu lalu, kita gres saja merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. 72 tahun sudah Indonesia merdeka. Berbagai kemajuan di banyak sekali bidang telah sanggup kita rasakan kini ini.
Walau tidak sanggup kita pungkiri juga bersama-sama di banyak sekali daerah, khususnya daerah pedalaman masih banyak yang belum sanggup mencicipi akomodasi layaknya orang-orang yang tinggal di kota. Artinya pembangunan masih belum sanggup sepenuhnya merata.
Ya kita doakan saja semoga negara kita tercinta Indonesia ke depannya semakin maju dalam banyak sekali bidang. Tidak lagi disebut sebagai negera berkembang, melainkan bertransformasi menjadi sebuah negara maju. Kendati kelihatannya sulit, tapi tentu bukan hal tidak mungkin untuk dicapai.
Perayaan Hari Kemerdekaan
Dalam setiap perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, tentu sudah tidak absurd lagi diadakan banyak sekali program lomba. Lomba yang diadakan juga banyak sekali macam. Yang paling familiar ibarat panjat pinang, balap karung, balap makan kerupuk, lomba balap kelereng dan lain sebagainya.
Lomba-lomba tersebut tentunya diadakan bukan tanpa tujuan. Dan bukan cuma dijadikan untuk tujuan hura-hura semata, tapi juga sebagai bentuk rasa syukur kita atas kemerdekaan yang telah kita rasakan selama ini. Kita tidak perlu ikut mencicipi perihnya masa penjajahan.
Maka dari itu seyogyanya kita senantiasa menghargai jasa para pendekar yang telah berjuang dalam merebut kermerdekaan.
Bangsa yang besar yaitu bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya – Ir. Soekarno.
Adapun berbagai lomba yang diadakan juga mempunyai bermacam-macam makna dan filosifi yang kita sanggup ambil nilai positifnya. Walaupun tidak sedikit juga yang bersikap skeptis pada perlombaan sejenis itu. Contohnya panjat pinang atau balap karung, yang kadang dianggap tidak ada faedahnya.
Padahal jikalau mau menelisik lebih dalam dan memandang semuanya dari sisi yang lain, tentu kita juga sanggup banyak berguru dari banyak sekali macam lomba 17-an tersebut.
Semisal dari panjat pinang, kita berguru kerjasama dalam mencapai tujuan. Balap karung, kita berguru arti penting dari sebuah kerja keras. Lomba balap kelereng, kita berguru wacana pentingnya sebuah fokus. Dan masih banyak lagi hal lain yang sanggup kita pelajari dari macam-macam lomba tersebut.
Inilah Indonesia dengan segala keunikannya. Tidak ada negara lain yang punya tradisi serupa dengan yang kita punya. Bukankah itu sebuah hal yang juga harus kita syukuri. Betul, tidak?
Perayaan 17-an di Kampung Dangdeur – Garut
Baik, pada kesempatan kali ini saya mau sedikit membuatkan cerita. Cerita wacana perayaan Hari Kemerdekaan di kampung saya. Adapun namanya yaitu Kampung Dangdeur, yang terletak di Desa Mekarsari, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.
Ya lokasinya di Garut sana. Pada tau kota Garut, kan? Tau lah ya, itu lho yang terkenal dengan Aceng Fikir-nya … he (kalau gak paham, boleh diskip aja, gak usah dipikirin ? )
Sedikit kisah wacana kampung saya ini. Daerahnya masih sangat asri, tidak banyak polusi layaknya di kota-kota besar. Pepohonan banyak tumbuh dengan suburnya di kampung ini. Selain itu kita juga sanggup menyaksikan hamparan permadani sawah yang ibarat tak ada ujungnya.
Di bab barat, ada satu daerah bernama Sawah Lega. Sesuai namanya, daerah tersebut merupakan area pesawahan yang cukup luas (lega). Dengan sajian pemandangan Gunung Cikuray di sebelah timur, semakin mengakibatkan daerah ini begitu memukau jikalau dipandang.
Apalagi ketika cuaca pagi lagi cerah-cerahnya. Beuh.. mantap jiwah pokoknya. Berikut salah satu penampakan fotonya:
Bagaimana, indah bukan? Ini saya sekalian kasih petanya. Kali aja ada yang emang mau berkunjung. Gg. Halteu itu jalur gang kecil menuju tempat diadakannya lomba perayaan 17-an.
Oke, balik lagi kita bahas wacana program lomba perayaan hari kemerdekaan / 17-an.
Serupa dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia, program aktivitas 17-an di kampung saya juga kerap menggelar bermacam-macam lomba ibarat yang telah disebutkan di atas.
Dan sesuai dengan judul dari artikel, di sini saya ingin lebih concern membahas wacana balap karung.
Kenapa balap karung?
Alasannya alasannya yaitu pada program 17-an kemarin, di kampung saya lomba balap karung ini yang paling banyak menerima perhatian. Dalam artian, di antara sekian banyak lomba yang ada, balap karung ini paling banyak penontonnya.
Sebelumnya saya ingin memperlihatkan sedikit pengetahuan wacana balap karung itu sendiri. Bagaimana asal mula/sejarah permainan ini dan apa juga filosofi yang terkandung di dalamnya.
Sekilas wacana balap karung
Dari Wikipedia Indonesia, Balap karung yaitu salah satu lomba tradisional yang terkenal pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah penerima diwajibkan memasukkan bab bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba hingga ke garis akhir.
Meskipun sering menerima kritikan alasannya yaitu dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, ibarat juga lomba panjat pinang, sandal bakiak, dan makan kerupuk.
Sejarah balap karung
Perhelatan balap karung ini sendiri juga tidak jarang mengundang gelak tawa orang-orang yang menontonnya. Tingkah para penerima menjadi sedemikian konyolnya ketika harus berlari dalam bungkusan karung. Tidak jarang di antara para penerima terjadi ukiran yang menciptakan permainan semakin seru.
Namun, apakah sahabat mengetahui sejarah balap karung itu sendiri? Dari mana asal daerah balap karung hingga sanggup memasyarakat ibarat kini ini? Bahkan banyak juga para pendatang dari luar negeri yang mengapresiasi kemudian ikut pribadi terlibat dalam perlombaan ini.
Berikut pemaparan singkat saya hasil dari browsing sana-sini di Google tentang sejarah balap karung.
Tentang balap karung ini sangat bersahabat kaitannya dengan kondisi orang Indonesia zaman penjajahan dulu. Di mana pada ketika itu kondisi ekonomi yang sangat lemah. Masyarakat kala itu harus bekerja sangat keras untuk sekadar menghidupi keluarga.
Saking sulitnya, ketika itu orang-orang memanfaatkan karung sebagai materi sandang atau pakaian mereka. Karena materi pakaian mereka diambil oleh kaum penjajah. Cuma karunglah yang tersedia dan memungkinkan untuk dijadikan pakaian. Adapun karung yang dimaksud yaitu sejenis karung goni (dibuat dari rajutan materi alami, namun tetap berteskstur kasar).
Setelah memasuki masa kemerdekaan, maka untuk mengenang masa-masa sulit tersebut banyak diadakanlah lomba balap karung. Sebagai bentuk pelampiasan, karung yang pada zaman dahulu itu digunakan sebagai pakaian, maka pada lomba dijadikan sebagai bungkus tubuh dan diinjak-injak.
Namun ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa permainan balap karung ini sendiri sebenarnya pertama kali dikenalkan dan dibawa oleh orang Belanda pada zaman penjajahan dulu. Kemudian mulai dimainkan ke banyak sekali tempat.
Makna lomba balap karung
Disebutkan di atas bahwanya lomba balap karung pada awalnya diadakan sebagai bentuk pelampiasan. Pelampiasan terhadap zaman dimana orang-orang harus mengenakan pakaian berbahan karung.
Adapun makna lain yang terkandung di dalamnya yaitu wacana betapa tidak mudahnya berlari manakala kondisi kedua kaki terkekang oleh bungkusan karung. Akan sangat sulit untuk sekadar bergerak beberapa meter saja ke depan. Tidak jarang, para pesertanya juga terjatuh ketika berusaha berlari.
Pelajaran yang sanggup kita ambil ya setidaknya kita jadi sanggup mencicipi bagaimana penderitaan para leluhur pada masa penjajahan dulu. Dari sana kita sanggup merenung untuk lebih meningkatkan rasa syukur terhadap kemerdekaan yang telah diperoleh Bangsa Indonesia sekarang.
Modifikasi balap karung
Pada perkembangannya, lomba balap karung yang biasa dihelat ketika HUT RI tersebut juga banyak modifikasi. Pada balap karung standar, aturannya yaitu setiap penerima diwajibkan memasukkan badannya ke dalam karung setinggi pinggang. Kemudian berlari loncat-loncat dalam karung hingga garis finish.
Modifikasi pun kemudian banyak dilakukan dengan tujuan untuk semakin menambah semarak suasana. Dan juga cenderung memperlihatkan hiburan fresh biar tidak monoton.
Contoh modifikasi balap karung yang pernah saya temui yakni satu karung digunakan oleh 2 orang. Tentunya memakai karung dengan ukuran agak besar. Dengan begitu akan menambah tingkat kesulitan bergerak alasannya yaitu harus dibarengi kekompakan. Satu orang terpeleset, maka keduanya niscaya ambruk.
Berikutnya modifkasi balap karung yang juga lagi kekinian dan banyak diterapkan yaitu balap karung pakai helm. Ya pesertanya memakai helm. Tapi tidak cukup hingga disitu, posisi pesertapun harus dalam keadan duduk jongkok untuk kemudian dibungkus karung hingga ke leher. Hasilnya kebayang, kan ibarat apa?
Modifikasi balap karung pakai helm ini juga diterapkan pada program lomba 17-an di kampung saya Agustus 2017 kemarin. Hasilnya tentu banyak mengundang perhatian dan gelak tawa penonton yang menyaksikan. Tidak percaya? tonton saja videonya di bab berikutnya. ?
[Video] Balap karung lucu paling rusuh seantero jagat – dijamin ngakak
Dan inilah yang ditunggu-tunggu. Seperti kesepakatan saya sebelumnya, di bab ini saya akan menyajikan video balap karung ketika program lomba 17-an di kampung Dangdeur – Garut.
Aturan dan atribut lomba balap karungnya telah dimodifikasi sedemikan rupa. Efeknya lomba jadi lebih seru, menghibur dan juga mengundang gelak tawa penonton. Bagaimana tidak, setiap penerima balap karung harus mengenakan helm. Kemudian dibungkus memakai karung dengan posisi jongkok hingga karung mengikat di leher. Kebayang kan gimana jadinya?
Ini memang bukan hal baru, saya juga sudah sering lihat modifikasi balap karung sejenis ini di internet. Tapi khusus di kampung saya ini gres yang pertama kali. Balap karung pake helm, ada juga yang menyebutnya karung racing (balap karung ala motor racing).
Baik, inilah video yang saya klaim sebagai balap karung paling rusuh seantero jagat. haha. Agak berlebihan memang klaimnya, tapi seenggaknya saya sanggup jamin tiap orang yang menontonnya akan ngakak ketawa atau minimal senyum-senyum sendiri macam orang seperempat waras..wkwk. Becanda ding.
Masa iya begitu?
Oke gak usah banyak cing-cong lah ya, cukup ditonton saja buat membuktikan. Monggo.
Dari survey yang saya lakukan ke beberapa orang, ketika saya minta menonton video di atas, semuanya tertawa. Bahkan diantaranya ada yang sampai ngakak guling-guling.. #serius. haha
Baca juga : Pengalaman menjejakkan kaki di Wisata Ziarah Pamijahan Tasikmalaya
Lomba-lomba lain yang tidak kalah seru
Selain lomba balap karung rusuh yang saya sajikan videonya di atas, tentu tidak ketinggalan lomba-lomba lain yang tidak kalah serunya. Berikut yaitu beberapa lomba yang diadakan lengkap dengan gambarnya.
- Panjat pinang
- Lomba makan kerupuk lumur kecap
- Lintas kolam bambu licin – Jembatan Shiratal Mustaqim
Sebenarnya masih ada beberapa suplemen lomba lainnya yaitu balap kelereng, namun tidak sempat saya dokumentasikan. Makara cukup segitu saja mungkin ya :).
Penutup
Baik, barangkali itulah sedikit kisah yang sanggup saya bagikan kepada sahabat sekalian. Cukup gakkaruan memang postingannya. Tak apa lah ya, tujuan saya selain memperlihatkan informaasi juga untuk memperlihatkan hiburan. Semoga sahabat sekalian terhibur dan tidak kapok berkunjung ke blog sederhana ini.
Akhir kata, semoga kita sanggup mengambil nasihat dari setiap kejadian. Karena yang namanya ‘hikmah’ itu ibarat kita belanja barang di Tanah Abang, kalau jago nawar niscaya sanggup harga murah. Iya emang gak nyambung gan..
Akhir kata, Dirgahayu Indonesiaku yang ke 73. Eh, masih tahun depan sih ya :3
Sekian saja artikel ini. Terima kasih. Mohon maaf bila ada salah-salah kata.
Sampai jumpa di artikel berikutnya.
Salam.