Menghadiri Event OUN – ODOJ Untuk Negeri di Masjid Istiqlal – Assalamualaikum sobat Inspirilo. Balik lagi di blog unyu-unyu ini dengan artikel terbarunya. Kali ini saya mau sedikit flashback ke waktu beberapa tahun ke belakang. Makara mari kita kencangkan sabuk pengaman mesin waktunya, oke. Hehe
Kembali masih sharing pengalaman, kali ini saya akan bercerita perihal kisah pribadi 2 tahun lalu.
Saat itu tepatnya hari Ahad tanggal 30 bulan Agustus 2015, saya menghadiri sebuah kegiatan / event besar di Masjid Istiqlal, Jakarta. Adapun event besar tersebut bertajuk ODOJ Untuk Negeri atau kemudian disingkat OUN. Dengan tagline “Berbakti Untuk Negeri, Mengabdi Pada Illahi”.
Wiih! Mantab gak tuh!?
Tentang Event OUN – ODOJ Untuk Negeri
Acara apaan tuh?
Itu ialah event besar tahunan yang diadakan oleh komunitas ODOJ. Sebuah komunitas yang punya kegiatan bagi para anggotanya untuk bisa istiqamah tilawah Al-Quran satu juz setiap harinya. Lebih lanjut perihal ODOJ dan bagaimana prosedur teknis programnya, akan saya coba jelaskan di bawah.
Pada ketika itu, sekitar 30 ribu orang odojer dari banyak sekali daerah di Indonesia tiba memadati Masjid Istiqlal. Bahkan berdasarkan beberapa info yang saya baca, ada juga yang menyengajakan diri tiba dari luar negeri. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk menghadiri kegiatan tersebut.
Emang apa aja isi acaranya?
Event OUN – ODOJ Untuk Negeri tersebut diselenggarakan sebagai wahana dan ajang silaturahmi para ODOJer. Dari yang tadinya hanya bisa berinteraksi via Grup WA, namun pada hari itu bisa saling bertatap muka. Bersilaturahmi mempererat tali persaudaraan.
Di hari Minggu tersebut, Langit Jakarta tampak menunjuukkan wajah manisnya. Cuaca begitu cerah sedari pagi hingga sore menjelang.
Serangkaian acarapun diadakan dengan begitu apik untuk memeriahkan acara.
Dimulai dengan pemutaran film documenter ODOJ, kemudian ada juga talkshow serta taushyiah yang sebagian besar isinya membahas perihal keutamaan tilawah Al-Quran. Hingga terakhir ditutup dengan kegiatan Damai Indonesiaku yang disiarkan secara live oleh TV One.
Berbagai artis dan tokoh kenamaanpun turut hadir memeriahkan kegiatan ini.
Beberapa diantaranya yaitu Ali Zainal yang juga sekaligus bertindak sebagai pembawa acara. Ada Indra Bekti, Peggy Melati Sukma, Baim Wong, Bunda Helvy Tiana Rosa (penulis), Tommy Kurniawan dan WANT Production (Film Maker Muslim).
Hadir juga beberapa cast dari film “Ketika Mas Gagah Pergi”, salah satunya yang paling menarik perhatian ialah Hamas Syahid Izzudin.
Kemudian yang tidak kalah penting juga, kegiatan ini dihadiri oleh para mubaligh, menyerupai Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Amir Faisol Fath dan Ustad Bactiar Nasir.
Namun belakangan saya gres tahu waktu itu kalau Ustadz Yusuf Mansur berhalangan hadir.
Di halaman luar Masjid Istiqlalpun terdapat banyak sekali bazaar yang memanjakan pengunjung. Mulai dari bazaar makanan, fashion, komunitas muslim sejenis ODOJ. Dan juga tidak lupa ada stand untuk registrasi ODOJer baru. Makara yang belum gabung ODOJ, bisa eksklusif mendaftar di tempat.
Tak lupa juga, kegiatan OUN ini juga dijadikan ajang menyebarkan untuk sesama. Tersedia stand untuk setiap orang yang mau mendonorkan darahnya.
Pada satu hari tersebut, disinyalir melalui Event OUN telah berhasil terkumpul sekitar 90 an kantong darah.
Sekilas perihal ODOJ
Seperti saya sebutkan di atas, ODOJ ini punya kegiatan untuk setiap membernya semoga bisa kholas / menuntaskan tilawah 1 Juz setiap harinya. Sesuai dengan kepanjangan dari ODOJ itu sendiri, yakni One Day One Juz. Awas jangan salah, artinya bukan minum 1 gelas jus tiap hari ya. ?
Komunitas ini di-launching secara resmi pada 4 Mei 2014
Dikutip dari website resminya onedayonejuz.org, kegiatan ini pertama kali diinisiasi oleh para alumni Rumah Quran. Dengan tujuan untuk semakin menumbuhkan kecintaan masyarakat pada Al-Quran. Sehingga semangat membaca Al-Quran secara istiqamah setiap haripun menjadi semakin membuncah di hati setiap anggotanya.
Sejauh ini, jumlah anggotanya sudah mencapai lebih dari 200 ribu orang. Tersebar di seluruh pelosok nusantara, bahkan hingga ke luar negeri.
Bagaimana bisa?
Tentu bisa. Karena komunitas ini dijalankan berbasis Grup Messenger menyerupai WA dan BBM. Atau kini juga sudah memakai Telegram Aplikasi Mobile.
Mekanisme Program Grup ODOJ
Setiap orang yang gabung akan masuk dalam sebuah grup WA atau Telegram. Dalam grup tersebut jumlahnya tidak lebih dari 30 orang member. Kenapa 30? Itu alasannya ialah menyesuaikan dengan jumlah bilangan juz dalam Al-Quran, yakni 30 Juz.
Jadi nantinya, setiap orang dalam grup tersebut akan mempunyai jatah tilawah harian satu juz setiap harinya. Urutan juz bacaanya tentu berurutan tiap member.
Misal hari senin, si A sanggup jatah juz 1. Kemudian si B sanggup jatah juz 2
Hari esoknya, si A sanggup jatah juz 2. Dan si B sanggup jatah juz 3
Begitu seterusnya setiap hari. Sehingga dipastikan dalam sebulan, setiap anggota akan mengkhatamkan 30 Juz Al-Quran.
Dan setiap selesai baca 1 juz tiap hari, setiap member wajib melaporkannya di grup dengan format pesan khusus. Untuk kemudian direkap oleh PJH (penganggung jawab harian). Atau lebih simple lagi kini sudah pakai system robot yang bisa rekap otomatis. Sehingga nanti kelihatan bagaimana keistiqamahan para member dalam melakukan tilawahnya setiap hari.
Begitulah sekilas perihal ODOJ yang bisa saya sampaikan. Lebih lanjutnya bisa sobat kepoin sendiri di websitenya eksklusif atau di akun Social Medianya.
Cerita saya Gabung ODOJ
Ya, jadi ceritanya saya juga salah satu member ODOJ gitu, bro. ?
Sebenarnya semenjak awal-awal launching pada 2014, saya sudah tahu akan komunitas ini. Tapi jujur saya belum minat gabung. Saat itu saya sedang kerja di Bekasi dan merasa tidak punya banyak waktu. Sehingga merasa tidak bisa untuk bisa tilawah 1 juz tiap hari. Info terkait ODOJ pun berlalu begitu saja.
Setahun kemudian, saya kembali disentil oleh informasi ODOJ ini. Suatu hari ketika buka facebook ada postingan dari salah seorang sobat yang membagikan tautan artikel yang membahas ODOJ tersebut. Tidak disangka perkembangan jumlah membernya waktu itu saya ketahui cukup pesat.
Saat itu saya melihat ODOJ dengan sedikit sudut pandang berbeda dari sebelumnya.
Jadi ada terlintas keinginan untuk gabung di dalamnya. Bukan dalam rangka ikut-ikutan. Tapi lebih dari itu saya ingin merutinkan baca Al-Quran setiap hari.
Saat dulu berkutat dengan pekerjaan di Bekasi, jarang sekali saya baca Al-Quran. Mungkin dalam sebulan, bisa dihitung dengan jari berapa kali saya membukanya. Astaghfirullah.
Dengan motivasi untuk memperbaiki diri dalam ibadah, sayapun kirim request ke salah satu kontak untuk gabung ODOJ.
Dari terpaksa, kesudahannya ketagihan
Singkat cerita, sayapun mulai masuk dalam grup WA berisi sekitar 29 orang anggota.
1 Juz per hari bagi saya waktu itu masih terasa berat. Terlebih dengan bacaan yang masih agak terbata-bata. Dalam masa awal-awal, saya perlu memaksakan diri untuk sekadar menuntaskan satu juz. Sempat juga merasa tidak sanggup, tapi tetap saya paksakan. Demi satu juz perhari.
Eh usang kelamaan, sesudah beberapa minggu, dari yang tadinya terpaksa, kok jadi ketagihan begitu.
Jadi serasa ada yang kurang kalau gak tilawah. Dan tanpa sadar, bacaanpun jadi lebih lancar dari sebelumnya. Serius.
Saat itu mudah hari-hari saya tidak pernah lepas dari tilawah dan laporan di grup. Alhamdulillahnya, semua anggota grup selalu saling mengingatkan untuk segera kholas sebelum waktu habis.
Adapun Grup ODOJ yang saya tempati ini, anggotanya berasal dari banyak sekali kota di Indonesia. Bahkan ada juga yang sedang menetap di luar negeri.
Mengetahui Informasi Event OUN – ODOJ Untuk Negeri
Suatu hari, di grup ada informasi terkait Event OUN (ODOJ Untuk Negeri) yang saya jelaskan di awal. Melalui sebuah markom gambar menyerupai terlihat di bawah ini.
Saat itu saya cek kalender, dan pelaksanaan acaranya jatuh sempurna pada hari minggu. Alhamdulillah, kayaknya bisa nih hadir ke sini, pikir saya. Kebetulan waktu itu saya sedang tinggal di Tangerang. Jarak ke Masjid Istiqlal juga terbilang cukup dekat. Hanya perlu naik dua kali angkutan sudah bisa sampai.
Saya mantapkan diri untuk bisa hadir ke kegiatan itu.
Menuju Masjid Istiqlal
Hari yang ditunggupun tiba. Tepat hari Ahad, 30 Septermber 2015 waktu itu. Pagi-pagi sekali sekitar jam 6.30 saya sudah siap-siap berangkat. Alhamdulillah perjalanan ke lancar abadi nan jaya. Tanpa halangan suatu apapun.
Dari Tangerang, Perumnas 1 saya naik angkutan hingga menuju tempat Palem Semi. Kemudian lanjut naik Bus Mayasari Bhakti jurusan Pasar Senen. Setelah tanya-tanya, bus tersebut memang sempurna melewati Istiqlal.
Terlihat pula banyak ikhwan dan akhwat berpakaian muslim dalam bus tersebut. Belakangan saya gres tahu kalau mereka juga punya tujuan sama dengan saya. Yakni ke Masjid Istiqlal untuk ikut menghadiri Event ODOJ Untuk Negeri.
Agak terlambat datang
Singkat cerita, bus pun hingga sempurna di depan Masjid Istiqlal. Rupanya saya tiba agak terlambat.
Terlihat sudah banyak sekali orang hendak menuju Masjid. Saking banyaknya, kami harus mengantre untuk sekadar menaiki jembatan penyeberangan yang ukuran lebarnya tidak mengecewakan sempit.
Alhasil barisan para ODOJer pun terbentuk memanjang hendak menyeberang ke Istiqlal. Dan saya termasuk di dalamnya. Namun Alhamdulillah, semuanya berjalan tertib.
Kami berjalan merayap hingga kesudahannya hingga di halaman masjid. Saya lihat dari luar, nampak orang-orang sudah sangat memadati setiap lantai dari Masjid Istiqlal yang super besar itu.
Saya eksklusif ambil air wudhu, dan menuju lantai utama tempat dilangsungkannya acara.
Tepat ketika saya tiba waktu itu sedang ada sharing dari Bunda Helvy terkait Film yang sedang digarapnya waktu itu. Yakni yang berjudul “Ketika Mas Gagah Pergi”. Lengkap dengan pemain film utamanya, yaitu Hamas Syahid Izzudin yang juga ikut sharing waktu itu.
Tak ketinggalan juga sharing dari Wirda Mansur. Dengan gaya bahasanya yang khas dan kental banget betawinya, Wirda membagikan pengalamannya serta tips & trik semoga bisa sukses dalam mengahafal Al-Quran.
Kala itu pertama kalinya saya melihat Wirda secara eksklusif walau dari jarak yang agak jauh. Maklum, Istiqlal luas banget bro, dan saya kurang beruntung alasannya ialah berada di barisan belakang. Karena agak telat itu tadi.
Selebihnya, saya ikuti rangkaian kegiatan demi kegiatan di dalamnya dengan penuh seksama.
Bertemu sobat segrup ODOJ dari Padang
Ba’da salat Dzuhur saya buka grup WA yang sedari pagi tidak saya cek. Tanpa saya ketahui sebelumnya, ternyata salah seorang anggota grup ODOJ saya juga ada yang hadir. Namanya Faruq, dia aslinya orang Padang, namun sedang menempuh pendidikan di Lembaga Pendidikan Bahasa Arab LIPIA, Jakarta.
Mengetahui hal tersebut, sayapun berinisiatif untuk mengajaknya bertemu.
Tapi ternyata tidak gampang untuk sekadar menciptakan kesepakatan temu di Istiqlal. Kala itu saya terkendala di sinyal HP yang menyerupai meredup jikalau ada di lingkungan masjid. Mau menelepon atau kirim pesan WA pun agak susah jadinya.
Ditambah dengan khalayak jamaah yang makin siang semakin terlihat membludak. Setiap sudut Istiqlal khususnya bab lantai utama dipenuhi sesak para jamaah yang datang.
Sayapun berusaha beberapa kali telepon sambil berjalan menuju keluar. Dengan cita-cita bisa sanggup sinyal lebih bagus.
Hingga saya menginjakkan kaki di tangga turun menuju pintu keluar. Dan Alhamdulillah, disitu sinyal sudah nampak bagus. Tak usang kemudian, Faruq pun menjawab telepon saya. Sambil agak mengeraskan suara, alasannya ialah suasana yang bising – sayapun memberitahukan posisi. Untuk kemudian mengatur tempat bertemu.
Akhirnya kamipun bertemu sempurna di depan pintu keluar. Tepat di depan kami sedang ramai sekali orang-orang membanjiri stand-stand jualan yang ada di sekitaran halaman masjid.
Selanjutnya, kami berkenalan, dan ngobrol singkat. Sekadar tanya-tanya kabar, keluarga, dan kesibukan sekarang.
Faruq ini usianya masih muda, dan merupakan member termuda juga di grup ODOJ yang saya ikuti. Saya tidak tahu sempurna usianya berapa, yang terang beberapa tahun di bawah saya. Hehe
Ia sendiri gres saja hijrah dari kota kelahirannya, Padang ke Jakarta untuk menempuh pendidikan di LIPIA.
Mengabadikan momen
Untuk sekadar mengabadikan momen, kami sempatkan berfoto bersama. Untuk kemudian diapun pamit pulang alasannya ialah ada kegiatan lain yang harus diikuti, katanya.
Namun sayang seribu sayang, foto tersebut kini tidak ada. Karena di kemudian hari, HP yang saya gunakan untuk mengambil foto tersebut raib diambil maling. Dan saya belum sempat untuk sekadar backup atau mengunggahnya ke media sosial.
Damai Indonesiaku TV One Oleh Ustadz Jujun Membahas perihal ODOJ
Saat Faruq pamit pergi, ketika itu masih sekitar jam 1 lebih sedikit. Saya tetap berada di lokasi untuk mengikuti kegiatan lanjutan. Seperti yang telah diagendakan sebelumnya, pada siang hari akan diisi dengan kegiatan tausyiah Damai Indonesiaku yang disiarkan live oleh TV One.
Saat itu, yang mengisi tausyiah ialah Ustadz Jujun Junaedi. Salah satu penceramah favorit saya. Selain alasannya ialah kota kelahirannya sama dengan saya, yaitu Garut. Juga alasannya ialah pembawaan ceramahnya yang humoris, khususnya jikalau memakai bahasa Sunda. Sehingga pesan yang disampaikan bisa dengan gampang diserap oleh pendengar.
Hari itu ialah pertama kalinya saya menyaksikan ceramah Ustadz Jujun secara langsung. Di Masjid Istiqlal pula, disiarkan di TV pula. Kurang apa coba..hehe
Saya duduk di posisi depan panggung ceramah, namun agak berada di samping kanan. Kami semua yang ada disitu dengan seksama menyaksikan ceramah Ustadz Jujun. Sambil sesekali juga gelak tawa keluar. Karena sentilan-sentilan humor yang ada dalam ceramahnya.
Jika harus mengingat sekarang, nampaknya saya agak lupa detailnya perihal isi tausyiah yang dia bawakan. Namun secara garis besar, Ustadz Jujun menawarkan tausyiah berknaan dengan kegiatan ODOJ itu sendiri. Yakni perihal bermacam-macam keutamaan merutinkan tilawah Al-Quran setiap hari.
***
Singkat kisah rangkaian kegiatan ODOJ Untuk Negeri pun selesai sempurna sebelum waktu salat Ashar. Beberapa orang di barisan depan sempat berebut foto bersama Ustadz Jujun sesaat sesudah kegiatan selesai. Namun saya tidak cukup lihai mengambil foto dalam suasana menyerupai itu. ?
Penutup
Nah itulah sekelumit kisah pribadi saya ketika menghadiri kegiatan ODOJ Untuk Negeri (OUN) tahun 2015 lalu. Sebuah kegiatan yang berdasarkan saya pribadi sangat Istimewa dan berkesan. Masih teringat dengan terang hingga sekarang.
Suasana Istiqlal penuh sesak dipadati para ODOJer. Ditambah dengan cuaca yang makin siang makin panas. Namun kendati begitu, suasana hati kala itu saya rasakan sejuk sekali. Bagaimana tidak? Berada di tengah-tengah kumpulan para pecinta Alquran yang segitu banyak jumlahnya. Adalah sebuah momen langka bagi saya mengalami hal tersebut.
Barangkali ada di antara sobat sekalian yang juga hadir ke kegiatan ODOJ Untuk Negeri, boleh dong share di komentar. ?
Cukup itu saja mungkin dari saya kali ini. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Aamiin.
Salam
Jangan lupa baca juga postingan saya sebelumnya perihal perjalanan saya menjadi santri di Pesantren Sintesa.